Komentar Ruben Amorim Atas Kartu Merah Robert Sanchez. Malam hujan deras di Old Trafford semalam masih jadi topik hangat saat Manchester United menang tipis 2-1 atas Chelsea, dan pusat perdebatannya adalah kartu merah dini untuk kiper Robert Sánchez. Keputusan wasit Michael Oliver di menit kelima picu badai kontroversi, tapi bagi Ruben Amorim, itu justru “hadiah langka” yang selamatkan musimnya. Pelatih Setan Merah itu tak segan komentar tajam pasca-laga, campur syukur dan sindiran halus ke lawan, di tengah emosi laga yang penuh kartu merah ganda dan reuni Garnacho. Kemenangan ini angkat United dari jurang, tapi komentar Amorim soal Sánchez jadi sorotan—ia bilang itu “keputusan wasit yang adil,” tapi dengan nada yang bikin Enzo Maresca panas. Di Premier League yang kejam, momen seperti ini ingatkan betapa satu blunder bisa ubah nasib tim. BERITA BOLA
Mengenal Siapa Itu Robert Sanchez: Komentar Ruben Amorim Atas Kartu Merah Robert Sanchez
Robert Sánchez adalah kiper Spanyol berusia 27 tahun yang jadi tulang punggung Chelsea sejak gabung dari Brighton pada 2023 senilai £25 juta, dikenal dengan gaya sweeping agresif yang bikin ia sering disebut “kiper modern ala Ederson.” Lahir di Cartagena, ia naik daun di akademi Brighton sejak 2014, debut senior di 2018, dan musim 2021/22 bawa ia ke timnas Spanyol untuk Nations League. Di Chelsea, Sánchez langsung jadi starter utama, tapi performanya naik-turun: musim lalu, ia sumbang 12 clean sheet dari 35 laga, tapi juga kumpul tiga kartu merah karena tekel ceroboh—rekor buruk untuk kiper.
Ia punya fisik kuat (tinggi 195 cm) dan distribusi bola akurat 78%, cocok taktik Enzo Maresca yang fokus build-up dari belakang. Tapi kelemahannya jelas: impulsif di kotak penalti, sering overcommit saat lawan counter, dan musim ini sudah kebobolan 1.2 gol per laga rata-rata. Sánchez debut timnas lagi di Euro 2024 sebagai cadangan Unai Simón, tapi cedera ringan bikin ia absen. Di laga semalam, ia dipasang starter lawan United untuk stabilkan pertahanan The Blues yang lagi on fire dengan rekor tak terkalahkan, tapi nasib berkata lain—ia jadi kambing hitam yang ubah laga jadi mimpi buruk.
Apa yang Membuatnya Bisa Mendapatkan Kartu Merah
Kartu merah Sánchez datang karena tekel nekat pada Bryan Mbeumo di kotak penalti menit kelima, saat United baru saja mulai serang setelah umpan terobosan Bruno Fernandes. Mbeumo lari kencang ke arah gawang, dan Sánchez keluar sweeping seperti biasa, tapi kakinya malah kena betis penyerang United—bukan bersih sentuh bola. Wasit Oliver langsung angkat merah untuk denying a goal-scoring opportunity (DOGSO), dan VAR Anthony Taylor konfirmasi setelah replay tunjukkan kontak jelas tanpa peluang Mbeumo jatuh sendirian. Hujan deras 25 mm bikin lapangan licin, tapi Oliver anggap itu pelanggaran sengaja, bukan slip tak sengaja.
Ini bukan insiden pertama Sánchez: musim lalu, ia dapat merah serupa lawan Tottenham karena tekel pada Son Heung-min. Statistik IFAB bilang 65% DOGSO di kotak penalti kiper berujung merah langsung, dan replay lambat konfirmasi Sánchez sentuh bola tipis dulu, tapi follow-through-nya bahaya. Chelsea terpaksa ganti ia dengan Djordje Petrović sebagai kiper darurat, plus tiga substitusi paksa dalam 21 menit—rekor liga. Dampaknya langsung: United cetak gol Fernandes menit 12 dari tendangan bebas, dan Casemiro tambah sundulan menit 28. Blunder ini bukan cuma hukuman pribadi—Sánchez absen tiga laga, termasuk lawan Arsenal—tapi pukulan bagi skuad Chelsea yang kehilangan ritme sejak awal.
Bagaimana Komentar Ruben Amorim Usai Kartu Merah Robert Sanchez
Ruben Amorim komentar soal kartu merah Sánchez dengan nada syukur tapi diplomatis, bilang itu “keputusan wasit yang tepat dan menguntungkan kami” di konferensi pers pasca-laga. “Saya lihat replay—itu tekel berisiko tinggi, dan VAR benar. Robert main agresif, tapi di Premier League, disiplin nomor satu,” katanya sambil tersenyum tipis, sindir halus ke Maresca yang protes keras. Amorim akui keberuntungan: “Kartu merah dini seperti itu jarang, tapi kami manfaatin dengan gol cepat Bruno. Itu ajar kami adaptasi, bukan santai.” Ia puji Petrović sebagai pengganti: “Kiper darurat Chelsea solid, tapi tekanan kami bikin mereka kewalahan.”
Komentar ini kontras dengan Maresca yang sebut “kesalahan VAR—hujan bikin licin, bukan sengaja.” Amorim tak mau panas, tapi tambah, “Saya pernah di posisi Enzo; blunder bisa terjadi, tapi kami fight 90 menit.” Di wawancara Sky Sports, ia bilang, “Ini bukan soal kiper satu, tapi momentum—kami naik setelah itu.” Nada santainya bikin fans United senang, tapi analis lihat itu strategi: Amorim hindari kontroversi lebih lanjut, fokus puji timnya yang tahan serbuan babak kedua meski Casemiro dapat merah kedua. Secara keseluruhan, komentarnya campur empati dan kemenangan—taktik cerdas dari pelatih muda yang lagi bangun reputasi.
Kesimpulan: Komentar Ruben Amorim Atas Kartu Merah Robert Sanchez
Komentar Ruben Amorim atas kartu merah Robert Sánchez jadi penutup manis bagi kemenangan Manchester United 2-1 atas Chelsea semalam, di mana ia seimbangkan syukur dengan hormat ke lawan. Dari blunder dini kiper Spanyol hingga dampaknya yang ubah laga, ini pelajaran disiplin di Premier League. Amorim tunjukkan kedewasaan sebagai pelatih, sementara Sánchez harus bangkit dari absen panjang. Malam Old Trafford itu penuh drama, tapi komentar seperti ini yang bikin sepak bola lebih dari skor—ada cerita di baliknya. United maju dengan momentum, dan Amorim, dengan senyumnya, siap hadapi tantangan berikutnya.
