Trump Ancam Pindahkan Piala Dunia 2026 Jika Tak Aman. Pada Selasa malam, 14 Oktober 2025, Presiden Donald Trump kembali mengguncang dunia sepak bola dengan ancaman tegasnya untuk memindahkan pertandingan Piala Dunia 2026 dari Boston jika kondisi keamanan tak memadai. Dalam rapat kabinet di Gedung Putih, Trump sebut ia bisa langsung hubungi ketua FIFA, Gianni Infantino, untuk alihkan laga ke lokasi lain. Fokus utamanya? Kota Boston yang dipimpin Wali Kota Demokrat Michelle Wu, di mana ia tuduh kejahatan merajalela dan membuat pengunjung tak aman. Ini bukan omong kosong—Trump sudah ancam kota-kota tuan rumah lain sebelumnya, dan dengan turnamen megah di tiga negara Amerika Utara tinggal setahun lagi, pernyataannya langsung picu gelombang reaksi. Bagi penggemar sepak bola AS, ini campur aduk antara kekhawatiran dan tawa sinis, tapi bagi penyelenggara, ini ujian serius atas citra acara global terbesar. BERITA VOLI
Latar Belakang Ancaman Trump Terhadap Kota Tuan Rumah: Trump Ancam Pindahkan Piala Dunia 2026 Jika Tak Aman
Trump bukan orang asing dengan isu keamanan turnamen besar. Sejak Piala Dunia 2026 diumumkan pada 2018, ia sering campur tangan, mulai dari jaminan visa bagi pengunjung hingga kritik atas infrastruktur kota-kota Demokrat. Kali ini, Boston jadi sasaran karena Trump anggap kebijakan Wu gagal tangani kejahatan jalanan, meski data polisi tunjukkan penurunan 12 persen kasus kekerasan tahun ini. Ia bilang di rapat: “Jika saya rasa tak aman, kita pindahkan keluar dari sana.” Ancaman ini lanjutan dari September lalu, saat ia sebut Atlanta dan Kansas City berisiko karena politik liberal. Gillette Stadium di Foxborough, rumah tim New England Patriots, dijadwalkan gelar enam laga grup dan satu babak 32 besar—total 500 ribu pengunjung diharapkan. Trump, yang klaim berperan besar dalam sukses pencalonan AS, kini pakai isu ini untuk serang lawan politik jelang pemilu tengah periode. FIFA sudah konfirmasi 16 kota tuan rumah, termasuk Boston, tapi klausul kontrak izinkan relokasi jika ada ancaman keamanan nasional.
Reaksi dari FIFA, Boston, dan Komunitas Sepak Bola: Trump Ancam Pindahkan Piala Dunia 2026 Jika Tak Aman
FIFA langsung respons hati-hati. Gianni Infantino, yang dekat dengan Trump sejak 2017, bilang dalam pernyataan singkat bahwa keamanan prioritas utama, tapi tak ada rencana pindah saat ini. “Kami percaya kerjasama dengan pemerintah AS,” katanya, meski sumber internal FIFA khawatir ancaman ini rusak negosiasi sponsor. Di Boston, Wu balas tajam: “Kota kami siap sambut dunia dengan tangan terbuka, tak perlu campur tangan politik.” Polisi setempat sudah tingkatkan patroli di sekitar stadion, dan pejabat negara bagian Massachusetts siapkan dana ekstra 50 juta dolar untuk infrastruktur. Komunitas sepak bola AS campur aduk—pemilik MLS seperti David Beckham puji semangat Trump tapi ingatkan jangan politikkan olahraga, sementara fans di media sosial ramai dengan meme Trump sebagai “referee turnamen”. Ini juga picu debat: apakah ancaman ini serius, atau sekadar gertakan untuk dapat perhatian? Sejarah tunjukkan Trump sukses tekan FIFA saat Olimpiade 2024, tapi kali ini beda—Piala Dunia 2026 format 48 tim butuh stabilitas total.
Dampak Potensial bagi Penyelenggaraan dan Ekonomi
Jika ancaman Trump jadi kenyataan, dampaknya masif. Pindah enam laga dari Boston berarti relokasi ke kota cadangan seperti Nashville atau Seattle, yang tambah biaya logistik hingga 200 juta dolar dan ganggu jadwal siaran global. Ekonomi Boston rugi besar: hotel dan restoran proyeksi untung 300 juta dolar dari pengunjung, plus boost pariwisata jangka panjang. Secara nasional, ini bisa noda reputasi AS sebagai tuan rumah andal, apalagi dengan Kanada dan Meksiko sebagai mitra—keduanya khawatir efek domino ke stadion mereka. Bagi timnas AS, yang targetkan lolos fase grup di Seattle dan Los Angeles, ketidakpastian ini ganggu persiapan. Trump sebut ini lindungi pengunjung dari “kekacauan kota biru”, tapi kritikus bilang ini diskriminasi politik yang langgar prinsip FIFA netral. Jangka panjang, ancaman ini dorong kota-kota tuan rumah perketat keamanan, tapi juga picu tuntutan hukum dari kontraktor yang sudah investasi miliaran.
Kesimpulan
Ancaman Trump pindahkan Piala Dunia 2026 dari Boston jika tak aman jadi pengingat bahwa politik dan olahraga tak pernah pisah total, terutama di AS yang jadi pusat turnamen. Meski mungkin gertakan, ini tekan FIFA dan kota-kota untuk langkah cepat, sambil jaga semangat global acara. Bagi penggemar, yang penting laga tetap jalan—dari grup pembuka di New York hingga final di New Jersey, mimpi pesta sepak bola tetap hidup. Trump boleh ancam, tapi bola tetap bulat, dan dunia akan tonton bagaimana AS tangani tekanan ini.