MU Hampir Datangkan Solskjaer Sebelum Masukan Amorim. Kisah di balik Old Trafford tak pernah kehabisan plot twist. Baru-baru ini terungkap bahwa Manchester United sempat mempertimbangkan kembalinya Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih sebelum akhirnya memilih Ruben Amorim pada November lalu. Kabar ini muncul di tengah tekanan berat pada Amorim, yang skuadnya terpuruk di posisi 14 Premier League 2025/2026 setelah kekalahan telak 1-3 dari Brentford pekan lalu. Solskjaer, ikon Setan Merah yang pensiun dari Molde Juni tahun ini, terlihat berkeliaran di Manchester akhir pekan, memicu spekulasi liar. Bagi fans, ini nostalgia pahit: hampir saja Baby-faced Assassin kembali selamatkan klub dari krisis. Tapi kenapa MU ragu? Dan apa artinya sekarang? Mari kita kupas rahasia keputusan itu. BERITA TERKINI
Latar Belakang Krisis dan Pencarian Pelatih Baru: MU Hampir Datangkan Solskjaer Sebelum Masukan Amorim
Manchester United memasuki musim panas 2024 dengan ambisi tinggi setelah Sir Jim Ratcliffe ambil alih sepenuhnya. Tapi start buruk Erik ten Hag—hanya satu kemenangan dari enam laga pembuka—paksa pemecatan mendadak pada 28 Oktober 2024. Ruud van Nistelrooy jadi interim singkat, tapi tekanan dari Ratcliffe dan INEOS jelas: butuh pelatih permanen secepatnya. Saat itu, opsi meja negosiasi penuh: dari Thomas Tuchel yang tolak tawaran, hingga Julian Nagelsmann yang sibuk di Jerman. Di tengah kekacauan, nama Solskjaer muncul sebagai opsi darurat—mantan murid Sir Alex Ferguson yang paham DNA klub.
Solskjaer, yang kelola MU dari 2018-2021, tinggalkan warisan campur aduk: finis runner-up liga, tapi gagal di Eropa. Setelah pensiun dari Molde, ia fokus keluarga dan jadi komentator, tapi kontak dengan Ratcliffe tak putus. Laporan bilang, eksekutif MU hubungi agen Solskjaer awal November, diskusikan kemungkinan interim enam bulan dengan opsi perpanjangan. Ini bukan ide gila; Solskjaer punya rekor 54 persen kemenangan di MU, plus dukungan suporter yang masih kuat. Tapi, di saat yang sama, Amorim dari Sporting CP jadi prioritas—pria 39 tahun itu juara liga Portugal dua kali berturut-turut, dengan gaya 3-4-3 yang modern.
Alasan Mempertimbangkan Solskjaer dan Mengapa Ditunda: MU Hampir Datangkan Solskjaer Sebelum Masukan Amorim
Kenapa Solskjaer? Sederhana: kestabilan. Saat krisis, MU butuh figur yang langsung klik dengan pemain—Solskjaer dikenal lembut tapi efektif, seperti saat ia balikkan musim 2018 dari posisi bawah ke semifinal UCL. Ratcliffe, yang kagumi pendekatan data-driven tapi juga nilai emosional, lihat Solskjaer sebagai jembatan aman menuju pelatih jangka panjang. Diskusi internal sebut, ia bisa stabilkan skuad seperti interim suksesnya dulu, sambil beri waktu rekrut bintang seperti Victor Osimhen. Bahkan, Solskjaer terlihat di Carrington minggu itu, ngobrol santai dengan Bruno Fernandes—tanda ia masih punya pengaruh.
Tapi, ada keraguan besar. Kritik utama: Solskjaer dianggap “terlalu Norwegia”, kurang tegas di transfer dan taktik. Musim ketiganya dulu berakhir bubur karena inkonsistensi, dan Ratcliffe tak mau ulang kesalahan FSG di Liverpool. Plus, Amorim tawarkan visi segar: pressing tinggi, rotasi muda, dan rekam jejak Eropa yang lebih segar daripada Solskjaer pasca-United. Pada 9 November 2024, Amorim resmi diumumkan dengan kontrak hingga 2027, bayaran €10 juta kompensasi dari Sporting. Solskjaer mundur sopan, katanya “saatnya bukan sekarang”, tapi sumber bilang ia kecewa tapi paham. Keputusan ini awalnya dipuji—Amorim menang tiga laga awal—tapi kini, dengan delapan kekalahan dari 13 laga, fans mulai tanya: andai Solskjaer?
Dampak Pengangkatan Amorim dan Kondisi Saat Ini
Amorim datang dengan janji revolusi, tapi realita pahit. Ia ubah formasi ke 3-4-3, tapi lini belakang tetap bocor—kebobolan 22 gol musim ini, terburuk sejak 1990. Pemain seperti Casemiro dan Maguire kesulitan adaptasi, sementara Fernandes frustrasi di lini tengah. Ratcliffe sekarang di persimpangan: Amorim dapat ultimatum hingga Maret 2026, tapi rumor pengganti ramai, termasuk Oliver Glasner dari Crystal Palace yang disebut “tak cocok” karena gaya defensifnya.
Kembalinya Solskjaer ke Manchester akhir pekan lalu—ia hadiri acara amal United—bikin api spekulasi menyala. Foto ia dengan Ratcliffe beredar, dan sumber bilang ada obrolan informal soal peran direktur sepak bola. Tapi, Amorim masih punya dukungan: kemenangan atas Chelsea November lalu tunjukkan potensi. Namun, dengan jadwal padat—Sunderland besok, Arsenal minggu depan—tekanan naik. Fans toksik yang dulu kritik Solskjaer sebagai “terlalu lunak” kini balik: mungkin ia yang dibutuhkan untuk angkat moral. Saat ini, MU butuh poin, bukan drama—tapi rahasia ini ingatkan, keputusan besar sering lahir dari momen hampir.
Kesimpulan
Pengungkapan bahwa MU hampir datangkan Solskjaer sebelum Amorim adalah pengingat manis sekaligus getir tentang ketidakpastian Old Trafford. Dari krisis Ten Hag hingga tekanan pada Amorim sekarang, Solskjaer jadi simbol kestabilan yang lolos. Keputusan pilih Amorim beri visi jangka panjang, tapi hasil buruk musim ini buka pintu nostalgia. Ratcliffe punya pelajaran: gabung data dengan hati. Bagi fans, ini cerita klasik United—drama di luar lapangan, tapi harapan selalu ada. Besok lawan Sunderland, fokuslah: tiga poin dulu, rahasia nanti. Setan Merah, bangkitlah—entah dengan Amorim atau kenangan Solskjaer.