Kritikan Pedas Paul Scholes Untuk Ruben Amorim. Legenda Manchester United, Paul Scholes, kembali melontarkan kritik tajam terhadap pelatih Ruben Amorim pada awal Desember 2025. Scholes menilai Amorim tidak memahami esensi klub, terutama dalam gaya bermain dan penanganan pemain muda. Pernyataan ini muncul setelah serangkaian hasil minor tim, termasuk imbang di kandang dan performa yang dianggap kurang agresif. Kritik Scholes semakin memanaskan situasi di Old Trafford, di mana Amorim sedang berjuang membangun identitas baru sejak menggantikan pendahulunya akhir 2024. TIPS MASAK
Ketidakcocokan Sistem Taktik Amorim: Kritikan Pedas Paul Scholes Untuk Ruben Amorim
Scholes menyoroti penggunaan formasi tiga bek yang menjadi ciri khas Amorim. Menurutnya, sistem ini bertolak belakang dengan tradisi Manchester United yang selalu mengandalkan formasi empat bek dan sepak bola menyerang. “Klub ini tentang risiko dan hiburan, membuat penonton bangkit dari kursi,” ujar Scholes. Ia mencontohkan bagaimana tim sering kehilangan kendali permainan, terutama saat unggul, dengan substitusi defensif yang berlebihan. Kritik ini semakin kuat setelah beberapa laga di mana tim tampil konservatif, gagal mendominasi meski memiliki skuad berkualitas. Scholes merasa pendekatan ini menghilangkan flair khas United yang dulu ditanamkan pelatih legendaris.
Penanganan Pemain Muda Kobbie Mainoo: Kritikan Pedas Paul Scholes Untuk Ruben Amorim
Salah satu poin terpedas Scholes adalah treatment Amorim terhadap Kobbie Mainoo. Gelandang muda berusia 20 tahun itu jarang mendapat menit bermain, meski Amorim pernah menyebutnya sebagai starter. Scholes menyebut pernyataan itu omong kosong, dan menilai Mainoo sedang dirusak karena tidak dimainkan di tim yang kesulitan mengontrol bola. Ia bahkan menyarankan Mainoo meninggalkan klub untuk menyelamatkan karier, meski menyakitkan melihat talenta akademi pergi. Kritik ini muncul setelah Mainoo sering duduk di bangku cadangan, termasuk saat tim butuh kreativitas di lini tengah. Scholes khawatir pola ini akan menghambat perkembangan generasi muda United.
Kritik terhadap Manajemen Klub
Scholes tidak hanya menyasar Amorim, tapi juga petinggi klub yang merekrutnya. Ia menilai mereka tidak paham identitas United, terutama saat memilih pelatih dengan gaya yang berbeda dari tradisi. “Mereka mungkin hebat di pekerjaan lain, tapi bukan di sini,” katanya. Kritik ini mencakup keputusan transfer dan strategi jangka panjang yang dianggap tidak selaras dengan DNA klub. Scholes merasa klub sedang dalam kekacauan, dengan pendekatan pragmatis Amorim yang membuat tim kehilangan agresivitas dan semangat juang khas masa lalu.
Kesimpulan
Kritikan pedas Paul Scholes terhadap Ruben Amorim mencerminkan kekhawatiran mendalam akan arah Manchester United saat ini. Dari taktik defensif hingga penanganan pemain muda, Scholes melihat ketidakcocokan yang bisa menghambat pemulihan tim. Meski Amorim telah membawa beberapa kemenangan penting, tekanan semakin besar untuk menyesuaikan gaya dengan ekspektasi fans. Pernyataan Scholes, sebagai ikon klub, bisa jadi alarm bagi manajemen untuk evaluasi cepat. Di tengah musim yang kompetitif, United butuh keseimbangan antara inovasi dan tradisi agar kembali ke jalur sukses.
