Guardiola Akan Membuat Haaland Jadi Pemain Serba Bisa. Manchester City sedang bikin heboh di awal musim Premier League 2025/26, dan kali ini sorotan tertuju pada rencana Pep Guardiola untuk ubah Erling Haaland jadi pemain serba bisa. Setelah laga ketat melawan Arsenal pada 21 September 2025, Haaland tak cuma cetak gol, tapi juga ikut bertahan dan atur ritme tim. Langkah ini muncul di tengah tantangan jadwal padat dan cedera pasca Piala Dunia Antarklub. Dengan Pep di belakang kemudi, akankah Haaland jadi senjata baru City yang tak terhentikan? Kita urai profil keduanya, alasan perubahan ini, dan cara Pep wujudkan visi ini, langsung ke pokoknya. BERITA BASKET
Mengenal Pelatih Guardiola dan Pemain Haaland: Guardiola Akan Membuat Haaland Jadi Pemain Serba Bisa
Pep Guardiola, lahir 18 Januari 1971 di Santpedor, Spanyol, adalah pelatih yang ubah definisi sepak bola modern. Awalnya gelandang Barcelona, ia melesat sebagai pelatih Barca pada 2008, ciptakan tiki-taka dan raih treble 2009. Di Bayern Munich (2013-2016), ia kuasai Bundesliga dengan gaya penguasaan bola. Gabung Manchester City pada 2016, Pep bawa empat gelar Premier League berturut-turut (2018-2022) dan treble 2023. Di usia 54, dengan kontrak sampai 2025, Pep dikenal karena taktik fleksibel, pressing tinggi, dan kemampuan ubah posisi pemain—contohnya Lionel Messi dari winger jadi false nine.
Erling Haaland, lahir 21 Juli 2000 di Leeds, Inggris, adalah penyerang Norwegia yang jadi mesin gol City. Anak mantan pro Alfie Haaland, ia mulai di Bryne FK, lalu meledak di Molde, Red Bull Salzburg (29 gol dalam 27 laga), dan Borussia Dortmund (86 gol dalam 89 laga). City rekrut Haaland pada 2022 seharga £51 juta, dan ia langsung pecah rekor: 36 gol di musim debut Premier League, bantu treble 2023. Musim lalu, meski cedera, ia cetak 27 gol, dan per 27 September 2025, sudah tujuh gol musim ini. Dengan tinggi 194 cm, kecepatan 36 km/jam, dan akurasi tembakan 85%, Haaland adalah ancaman maut, tapi Pep lihat potensi lebih: jadi pemimpin serba bisa.
Kenapa Peran Serba Bisa Ini Penting Untuk Haaland
Peran serba bisa ini krusial buat Haaland dan City di musim 2025/26. Pasca Piala Dunia Antarklub Juni 2025, City hadapi krisis cedera—pemain kunci seperti Rodri dan Phil Foden alami masalah soft tissue karena minim pre-season. Dengan jadwal padat—Premier League, Liga Champions, FA Cup—Pep butuh skuad fleksibel untuk lawan tim agresif seperti Arsenal atau Liverpool. Haaland, yang masuk grup kepemimpinan City musim panas lalu bareng Bernardo Silva dan Ruben Dias, punya fisik, kecepatan, dan semangat untuk jadi lebih dari sekadar penyerang.
Peran ini juga bikin Haaland lebih tahan lama. Musim lalu, cedera punggung ringan sempat ganggu, dan di laga Arsenal 21 September, ia ditarik di menit 76 untuk hindari risiko. Dengan peran hybrid—60 menit di depan, 30 menit bantu tengah atau belakang—Haaland bisa hemat energi, kurangi lari panjang, tapi tetap mematikan. Ini juga jawab tren sepak bola modern, di mana penyerang top seperti Harry Kane atau Alexander Isak tak cuma cetak gol, tapi juga ciptakan peluang dan tekan lawan. Buat Haaland, ini peluang jadi komplet: mesin gol sekaligus motor tim, bikin City lebih dinamis dan tak terbaca lawan.
Bagaimana Cara Guardiola Akan Melatih Haaland Untuk Jadi Pemain Serba Bisa
Pep mulai latih Haaland untuk peran ini sejak pra-musim, fokus pada tiga aspek: kepemimpinan, pressing, dan fleksibilitas posisi. Di laga Arsenal, Haaland main sebagai false nine di babak pertama, cetak gol, lalu beralih ke peran hybrid di babak kedua—ganggu Viktor Gyokeres dan tekan bek lawan. Pep latih Haaland untuk baca permainan, bukan cuma tunggu bola di kotak penalti. Di sesi latihan, Haaland dilibatkan dalam drill pressing tinggi, mirip peran gelandang, untuk tingkatkan tackle (kini 1,5 per laga, naik dari musim lalu).
Pep juga manfaatkan kepemimpinan Haaland. Di derby United (menang 3-0), Haaland atur pressing tim dan ciptakan peluang untuk Foden, bahkan pimpin lap of honour. Pep ajar Haaland komunikasi dengan bek seperti Ruben Dias, mirip cara ia latih Messi di Barca untuk drop ke midfield. Untuk aspek defensif, Pep fokus pada positioning Haaland di duel udara (menang 75%) dan transisi cepat, seperti di laga Arsenal saat ia bantu counter-attack. Meski Haaland absen di Carabao Cup lawan Huddersfield karena punggung, Pep konfirmasi ia fit untuk Burnley 27 September. Dengan pendekatan ini, Pep ubah Haaland jadi striker modern: cetak gol, tekan lawan, dan pimpin tim.
Kesimpulan: Guardiola Akan Membuat Haaland Jadi Pemain Serba Bisa
Rencana Pep Guardiola untuk jadikan Haaland pemain serba bisa adalah langkah jenius untuk perkuat Manchester City. Haaland, dengan rekam jejak gol mentereng, kini dilatih jadi pemimpin yang fleksibel, dari penyerang hingga bantu pertahanan. Ini penting untuk hadapi jadwal padat dan lawan agresif, sekaligus bikin Haaland lebih komplet seperti Kane atau Isak. Dengan metode Pep—fokus pada pressing, kepemimpinan, dan posisi hybrid—Haaland tetap mesin gol sambil tambah dimensi baru. Musim 2025/26 masih panjang, tapi dengan Haaland sebagai senjata serba bisa, City siap dominasi lagi. Etihad, bersiap untuk kejutan besar!
