Filip Kostic Kembali Gemilang Bersama Spalletti. Di Stadio Giovanni Zini, Cremona, malam Sabtu lalu, Filip Kostic membuka babak baru karirnya di Juventus dengan cara yang tak terlupakan: gol cepat di menit kedua yang langsung ubah suasana laga Serie A melawan tuan rumah. Ini jadi momen manis di hari ulang tahunnya yang ke-33, sekaligus debut sukses Luciano Spalletti sebagai pelatih baru Bianconeri. Kostic, yang sempat terpinggirkan di musim-musim sebelumnya, kini kembali gemilang berkat sentuhan ajaib Spalletti yang ahli bangkitkan aset tersembunyi. Kemenangan 2-1 atas Cremonese itu bukan hanya tiga poin krusial untuk Juventus yang haus bangkit dari posisi tengah klasemen, tapi juga sinyal bahwa wing-back Serbia ini siap jadi pilar utama. Di tengah hiruk-pikuk pergantian pelatih, kisah Kostic ingatkan bahwa sepak bola sering lahirkan kejutan dari yang terlupakan. REVIEW KOMIK
Latar Belakang Perjuangan Kostic di Juventus: Filip Kostic Kembali Gemilang Bersama Spalletti
Filip Kostic datang ke Juventus pada 2022 dengan label bintang: juara Europa League bersama Eintracht Frankfurt, di mana ia catat 15 assist dalam satu musim. Wing-back kiri yang lincah, kuat duel, dan tajam crossing itu diharapkan jadi senjata di formasi tiga bek Allegri. Tapi, realita beda. Cedera berulang, rotasi ketat, dan persaingan dengan Andrea Cambiaso bikin ia cuma main 25 laga Serie A musim lalu, dengan nol gol dan delapan assist. Musim panas 2024, pinjaman ke Fenerbahce sempat dirumorkan, tapi Kostic pilih bertahan—kontraknya habis Juni 2026.
Di bawah Tudor, situasi tak kunjung membaik. Hanya tiga starter di awal musim 2025-26, Kostic sering duduk di bangku cadangan, total 120 menit bermain sebelum laga Cremonese. Ia akui frustrasi di wawancara pasca-laga: “Dua tahun tanpa gol untuk Juve terasa berat, tapi hari ini rasanya seperti hadiah ulang tahun terbaik.” Pergantian Tudor ke Spalletti, yang diumumkan awal November, jadi titik balik. Spalletti, dikenal sukses bangkitkan pemain underperform seperti Osimhen di Napoli, langsung masukkan Kostic ke skuad utama. Satu sesi latihan saja cukup buat pelatih Italia itu yakin: Kostic punya potensi jadi “aset pemulihan” selanjutnya, mirip bagaimana ia ubah Vlahovic dari penutup jadi pembuka.
Penampilan Gemilang di Debut Spalletti: Filip Kostic Kembali Gemilang Bersama Spalletti
Laga Cremonese jadi panggung Kostic. Hanya 85 detik berlalu, umpan back-heel cerdas Lois Openda ricochet ke kakinya, dan Kostic sikat bola ke gawang kosong—gol tercepat tandang Juventus sejak catatan Opta dimulai. Itu akhir puasa gol dua tahun, sekaligus assist tak langsung dari Openda yang bikin permainan awal lancar. Sepanjang 90 menit, Kostic dominan: dua dribel sukses, dua crossing akurat, empat clearance defensif, dan menang 12 duel—terbanyak di tim. Rating 7 dari Gazzetta dello Sport, ia puji sebagai “pemain paling lengkap di lapangan.”
Spalletti pilih formasi 3-5-2 fleksibel, di mana Kostic bebas overlap dari kiri, manfaatkan kecepatan kontra fisik Cremonese. “Ia beri keseimbangan sempurna: serang tajam, bela tangguh,” kata Spalletti pasca-laga. Cambiaso di sisi kanan ikut bersinar dengan gol kedua di babak kedua, tapi Kostic yang curi perhatian—terutama saat blok tembakan Vardy di menit akhir, selamatkan kemenangan meski Cremonese balas lewat penalti. Ini bukan kebetulan; latihan Spalletti fokus transisi cepat, cocok dengan gaya Kostic yang lahir dari pengalaman Bundesliga. Fans Juventus, yang sempat ragu, kini chant namanya di media sosial—sinyal ia kembali jadi favorit.
Dampak untuk Juventus dan Karier Kostic ke Depan
Kemenangan ini angkat Juventus ke posisi delapan klasemen, dengan delapan poin dari 10 laga—dua kemenangan beruntun setelah seri panjang. Spalletti, yang kontrak tiga tahun, tunjukkan visi: pulihkan pemain seperti Kostic dan Koopmeiners (yang main bek dalam debut). “Kami butuh identitas, bukan sekadar hasil,” tegasnya. Bagi Kostic, performa ini ubah prospek. Sebelumnya, rumor ke Crystal Palace atau Fenerbahce kencang, tapi gol ulang tahun ini bikin ia bilang: “Saya ingin bertahan di Turin sampai akhir kontrak.” Di usia 33, ia masih haus: target 10 assist musim ini, plus peran kunci di Liga Champions lawan Sporting besok malam.
Tapi tantangan ada. Cedera hamstring ringan dari laga ini butuh pemantauan, dan persaingan dengan Cambiaso tetap ketat. Spalletti janji rotasi pintar, tapi Kostic harus konsisten. Secara tim, ini jadi contoh bagaimana pelatih baru bisa hidupkan skuad: Vlahovic cetak gol kedua, tapi ingatkan tim buang “kebiasaan buruk” seperti lepas konsentrasi babak kedua. Dampak luas? Juventus kini lebih percaya diri hadapi jadwal padat, dengan Kostic sebagai simbol bangkit—dari pinggir ke pusat.
Kesimpulan
Kembalinya Filip Kostic ke performa gemilang di bawah Luciano Spalletti adalah cerita inspiratif di tengah transisi Juventus. Dari gol cepat di Cremona hingga dominasi duel, ia bukti bahwa satu momen bisa ubah narasi karir. Debut Spalletti yang sukses tak lepas dari kontribusi ini, angkat tim dari krisis dan beri harapan baru. Bagi Kostic, ulang tahun ke-33 ini bukan akhir, tapi awal babak segar—siap kontribusi di Serie A, Eropa, dan mungkin perpanjangan kontrak. Saat Allianz Stadium tunggu laga Liga Champions besok, dunia lihat bagaimana wing-back Serbia ini bisa jadi kunci sukses Bianconeri. Di sepak bola yang tak kenal lelah, Kostic ingatkan: gemilang selalu bisa kembali, asal ada pelatih yang percaya.
