Bayern Munchen Dapatkan 12 Kemenangan Beruntun. Allianz Arena bergemuruh penuh euforia pada 23 Oktober 2025, saat Bayern Munich hancurkan Club Brugge 4-0 di fase grup Liga Champions. Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin; ia jadi puncak dari rentetan 12 kemenangan beruntun di semua kompetisi sejak awal musim, rekor baru yang bikin Die Roten jadi tim pertama di lima liga besar Eropa capai prestasi itu. Harry Kane, kapten Inggris, cetak gol ke-20 musim ini, lengkapi pesta gol bersama rekan setimnya. Pelatih Vincent Kompany, yang sempat dipertanyakan setelah start lambat musim lalu, kini tersenyum lebar: “Ini soal konsistensi, bukan keberuntungan.” Di tengah jadwal padat, Bayern tunjukkan kekuatan skuad yang tak tergoyahkan, angkat posisi mereka ke puncak grup dengan sembilan poin. Malam Bavaria itu bukan akhir; ia sinyal dominasi yang siap lanjut, buat fans Bayern bermimpi gelar ganda lagi. INFO CASINO
Rentetan Kemenangan yang Pecahkan Rekor: Bayern Munchen Dapatkan 12 Kemenangan Beruntun
Start musim Bayern seperti mimpi yang tak mau bangun. Sejak pembuka Bundesliga lawan tim Bochum pada Agustus, mereka sapu bersih 12 laga tanpa cela—tujuh di liga, tiga di Liga Champions, dan dua di DFB-Pokal. Kemenangan atas Brugge jadi yang ke-12, dengan skor 4-0 yang lahir dari dominasi total: penguasaan bola 68 persen, 22 tembakan, dan pressing tinggi yang rebut bola 15 kali di area lawan. Gol pertama datang di menit ke-18 lewat tendangan jarak jauh Joshua Kimmich, diikuti sundulan Kane dari umpan sudut tiga menit kemudian. Babak kedua tambah ganas: Leroy Sané cetak gol ketiga dari serangan balik, dan Thomas Müller tutup malam dengan gol keempat di menit ke-72.
Rekor ini tak biasa. Sebelumnya, Bayern pegang catatan 11 kemenangan beruntun di awal musim 2012-2013, tapi kini mereka lewati itu jadi yang pertama di level elit Eropa. Kompany, mantan bek City, tegas bilang pasca-laga: “Kami tak puas dengan rekor; fokus ke performa.” Tren ini lahir dari persiapan musim panas yang intens: latihan taktik 4-2-3-1 yang fleksibel, plus rotasi skuad hindari kelelahan. Brugge, juara Belgia, coba bertahan, tapi pertahanan mereka bolong di set-piece—dua gol dari situ. Rentetan ini hentikan keraguan pasca kekalahan final Liga Champions Mei lalu, bukti skuad baru Kompany lebih solid dari sebelumnya.
Peran Kunci Pemain yang Bikin Mesin Bayern Berputar: Bayern Munchen Dapatkan 12 Kemenangan Beruntun
Di balik angka 12 kemenangan, ada cerita individu yang bikin Bayern tak terhentikan. Harry Kane jadi bintang utama: 20 gol di 12 laga, termasuk brace lawan Brugge, bikin ia saingi rekor Lewandowski dulu. “Saya senang, tapi ini tim,” ujar Kane sederhana, tapi statistiknya bicara—ia ciptakan lima peluang malam itu, plus pressing yang bikin kiper lawan sibuk. Joshua Kimmich, gelandang kapten, lengkapi duet: gol pembuka plus 92 persen akurasi umpan, organize lini tengah seperti konduktor orkestra. Leroy Sané, di sisi kanan, tambah kecepatan: gol ketiganya musim ini dari dribel solo yang hindari dua bek.
Tak ketinggalan, Kim Min-jae debut singkat di babak kedua sebagai bek tengah, gantikan Dayot Upamecano yang istirahat—ia langsung tekel sukses tiga kali, bukti kedalaman pertahanan. Thomas Müller, veteran 36 tahun, cetak gol keempat dan assist satu, tunjukkan pengalaman yang tak tergantikan. Kompany puji skuad: “Mereka lapar, setiap hari.” Rotasi ini kunci: musim ini, 25 pemain dapat menit, hindari cedera seperti musim lalu. Brugge coba balas lewat serangan balik, tapi Manuel Neuer selamatkan dua tembakan jarak dekat, catatkan clean sheet keenam beruntun. Pemain-pemain ini bukan cuma cetak gol; mereka bangun chemistry yang bikin Bayern sulit dihentikan.
Dampak Rentetan Ini bagi Bundesliga dan Eropa
Dua belas kemenangan beruntun ubah peta kompetisi. Di Bundesliga, Bayern unggul delapan poin dari Leverkusen, dengan selisih gol plus 32—posisi aman jelang derby Bavaria akhir bulan. Di Liga Champions, tiga kemenangan dari tiga laga posisikan mereka favorit lolos 16 besar, selisih gol plus 12. Rekor ini tekan rival: Dortmund dan Leipzig harus kejar ketertinggalan, sementara di Eropa, tim seperti Madrid dan City awasi langkah Bayern. Kompany, yang datang dengan target gelar, kini bicara soal “mentalitas juara”—ia ingatkan tim jangan lengah, terutama usai jeda internasional.
Secara luas, ini dorong ekonomi klub: tiket Allianz Arena sold out, merchandise laris, dan sponsor senyum lebar. Tapi tantangan ada: jadwal padat bisa uji stamina, apalagi dengan Piala Dunia Klub Desember. Kompany rencanakan istirahat ekstra, fokus pemulihan. Bagi fans, rentetan ini obati luka musim lalu tanpa gelar Bundesliga. Di level global, Bayern jadi contoh: bagaimana skuad berimbang—muda seperti Pavlovic, berpengalaman seperti Müller—bisa ciptakan dinasti. Tapi Kompany tegas: “Rekor bagus, tapi gelar yang bicara.” Dampaknya jelas: Bayern tak lagi pemburu; mereka predator di panggung Eropa.
Kesimpulan
Bayern Munich tak cuma dapat 12 kemenangan beruntun; mereka ciptakan era baru di bawah Kompany. Dari pesta 4-0 atas Brugge hingga rekor Eropa, Die Roten tunjukkan kekuatan yang siap sapu bersih musim ini. Kane dan kawan jadi simbol dominasi, tapi sukses ini lahir dari kerja tim yang tak kenal lelah. Bundesliga dan Liga Champions kini punya raja baru—Bayern yang haus gelar. Malam di Munich itu awal cerita panjang: dengan momentum ini, trofi sudah di depan mata. Fans Bavaria boleh bermimpi besar; Die Roten siap raihnya.
