Arsenal Sedang Dihantui Kesialan Musim Ini. Musim Premier League 2025/2026 baru dimulai, tapi Arsenal sudah dihantam berbagai masalah yang membuat fans khawatir. The Gunners, yang diharapkan menjadi penantang gelar, justru menghadapi kesialan beruntun, mulai dari cedera Kai Havertz hingga performa Viktor Gyokeres yang belum menemukan chemistry dengan tim. Kekalahan 0-1 dari Manchester United di laga pembuka pada 17 Agustus 2025 semakin mempertegas bahwa Arsenal sedang dalam situasi sulit. Dengan tekanan besar pada Mikel Arteta untuk mempertahankan posisi papan atas, apa yang sebenarnya terjadi dengan Meriam London? Mari kita ulas lebih dalam. BERITA LAINNYA
Apa Yang Dimaksud Dengan Arsenal Dihantui Kesialan di Musim Ini?
Arsenal memasuki musim ini dengan harapan besar setelah finis sebagai runner-up tiga musim beruntun. Namun, berbagai masalah muncul sejak pramusim. Cedera pemain kunci seperti Havertz dan Gabriel Jesus membuat lini serang pincang, sementara rekrutan anyar seperti Gyokeres dan Noni Madueke masih berjuang untuk beradaptasi. Gyokeres, yang dibeli dari Sporting CP seharga £70 juta, tampil mengecewakan di laga pembuka, gagal memenangkan duel udara dan hanya mencatatkan satu tembakan. Kekalahan dari United juga menunjukkan kurangnya kreativitas di lini tengah, dengan Martin Odegaard tampak kelelahan setelah bermain penuh di Euro 2024. Selain itu, Arsenal menghadapi jadwal berat di lima laga awal, termasuk melawan Liverpool dan Chelsea, yang bisa memperburuk situasi jika masalah ini tak segera teratasi. Fans mulai khawatir bahwa musim ini bisa menjadi pengulangan kekecewaan sebelumnya, terutama setelah kegagalan di Liga Champions melawan PSG musim lalu.
Kapan Havertz Terkena Cedera? dan Kapan Dia Akan Sembuh?
Kai Havertz, yang menjadi tumpuan Arsenal sebagai false nine, mengalami cedera lutut saat sesi latihan pramusim pada akhir Juli 2025. Insiden ini terjadi setelah ia mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0 atas Athletic Bilbao di Emirates Cup. Pemindaian menunjukkan kerusakan pada ligamen lutut, meski tidak separah cedera ACL. Tim medis Arsenal memutuskan Havertz menjalani perawatan non-operasi, dengan perkiraan waktu pemulihan sekitar enam hingga delapan pekan. Ini berarti Havertz kemungkinan besar absen hingga akhir September atau awal Oktober 2025, melewatkan laga penting melawan Liverpool pada 31 Agustus dan Tottenham pada 14 September. Absennya Havertz, yang musim lalu menyumbang 13 gol dan tujuh assist, membuat Arsenal kehilangan fleksibilitas di lini depan. Dengan Jesus juga masih dalam pemulihan dari cedera hamstring, Arsenal kini bergantung pada Gyokeres, yang belum menunjukkan ketajaman yang diharapkan.
Jadi Apakah Pada Akhirnya Arteta Harus Mengandalkan Merino Lagi?
Dengan krisis di lini serang, Mikel Arteta mungkin terpaksa kembali mengandalkan Mikel Merino, gelandang Spanyol yang direkrut dari Real Sociedad pada 2024. Merino, yang sempat jadi cadangan musim lalu karena performa inkonsisten, menunjukkan tanda-tanda kebangkitan selama pramusim, mencatatkan dua assist dalam tiga laga. Fleksibilitasnya untuk bermain sebagai gelandang box-to-box atau bahkan sebagai false nine darurat bisa menjadi solusi sementara. Namun, Merino bukanlah pencetak gol alami, dengan hanya tujuh gol dalam 48 penampilan untuk Arsenal. Arteta juga memiliki opsi untuk memainkan Eberechi Eze, yang baru direkrut dari Crystal Palace, sebagai playmaker untuk mendukung Gyokeres. Namun, Eze juga masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan sistem Arteta. Mengandalkan Merino mungkin bukan solusi jangka panjang, tapi dengan kedalaman skuad yang terbatas akibat cedera, Arteta tak punya banyak pilihan. Performa Merino melawan United, di mana ia memenangkan 60% duel dan mencatatkan 88% akurasi umpan, menunjukkan bahwa ia bisa diandalkan untuk menjaga stabilitas lini tengah.
Kesimpulan: Arsenal Sedang Dihantui Kesialan Musim Ini
Arsenal sedang dihantui kesialan di awal musim 2025/2026, dengan cedera Havertz dan ketidakpaduan Gyokeres menjadi masalah utama. Kekalahan dari Manchester United menambah tekanan pada Mikel Arteta untuk segera menemukan solusi, terutama dengan jadwal berat yang menanti. Absennya Havertz hingga Oktober memaksa Arteta untuk mengandalkan pemain seperti Merino atau Eze, meski keduanya belum sepenuhnya siap mengisi kekosongan. Meski begitu, Arsenal punya kedalaman skuad yang cukup untuk bangkit, dengan tambahan pemain seperti Cristhian Mosquera dan Martin Zubimendi yang bisa memberikan stabilitas. Tantangan terbesar Arteta adalah membangun chemistry tim secepat mungkin, sambil memastikan Gyokeres cepat beradaptasi. Bagi fans The Gunners, musim ini terasa seperti ujian kesabaran, tapi dengan manajemen yang tepat, Arsenal masih bisa kembali ke jalur kemenangan dan menjaga asa untuk gelar.