3 Pemain Ini Akan Jadi Kunci Timnas Indonesia di U-17. Piala Dunia U-17 2025 di Qatar semakin dekat, dan Timnas Indonesia siap ukir sejarah di turnamen bergengsi ini. Sebagai wakil Asia yang lolos lewat perjuangan sengit di Piala Asia U-17, Garuda Muda ditempatkan di Grup H bersama Zambia, Meksiko, dan Inggris. Pertandingan pembuka melawan Zambia pada 7 November nanti jadi momen krusial untuk bangun momentum. Di bawah asuhan pelatih Nova Arianto, skuad berusia di bawah 17 tahun ini mengandalkan talenta muda yang haus pengalaman internasional. Dari 21 nama yang diboyong, tiga pemain menonjol sebagai kunci sukses: Zahaby Gholy, Evandra Florasta, dan Fadly Alberto Hengga. Mereka bukan hanya bintang di liga domestik, tapi juga harapan untuk pecahkan teka-teki pertahanan lawan. Dengan persiapan intensif di Qatar, termasuk tes medis dan sesi taktik, tim ini optimis. Siapa saja ketiganya dan bagaimana peran mereka? Mari kita ulas satu per satu, sambil lihat potensi mereka ledakkan turnamen ini. REVIEW KOMIK
Zahaby Gholy: Sayap Serang yang Disorot Dunia: 3 Pemain Ini Akan Jadi Kunci Timnas Indonesia di U-17
Zahaby Gholy, winger lincah berusia 16 tahun dari Persija Jakarta, jadi senjata utama di lini serang Timnas U-17. Dengan kecepatan sprint mencapai 32 kilometer per jam dan dribel rapat yang bikin bek lawan pusing, Gholy sudah cetak enam gol di liga domestik musim ini. Ia bukan sekadar pencetak gol; visi passing-nya juga ciptakan peluang bagi rekan setim, dengan tiga assist krusial yang bantu Persija raih posisi aman. Di level internasional, Gholy sudah bukti kelasnya saat kualifikasi Piala Asia U-17, di mana ia kontribusi dua gol dan satu assist melawan tim kuat seperti Korea Selatan.
Pelatih Nova Arianto sering andalkan Gholy sebagai starter di sayap kanan, di mana ia bisa switch ke kiri untuk bikin pertahanan lawan kacau. Melawan Zambia, yang punya bek tangguh tapi lambat di transisi, Gholy punya peluang emas untuk eksploitasi ruang kosong. FIFA bahkan soroti namanya sebagai salah satu talenta Asia yang wajib dipantau, sebab kemampuannya membaca permainan melebihi usianya. Tantangan baginya adalah adaptasi cuaca panas Qatar, tapi latihan pra-turnamen tunjukkan ia sudah siap. Jika Gholy on fire, lini serang Indonesia bisa hasilkan dua gol dari serangan balik saja. Ia bukan cuma pemain; ia pemimpin serangan yang bikin lawan was-was sejak peluit awal.
Evandra Florasta: Gelandang Kreator yang Tak Tergantikan: 3 Pemain Ini Akan Jadi Kunci Timnas Indonesia di U-17
Di tengah lapangan, Evandra Florasta jadi otak Timnas U-17 yang sulit digantikan. Gelandang serang berusia 17 tahun dari Bhayangkara FC ini punya naluri kreatif luar biasa, dengan rata-rata 2,5 key passes per laga di kompetisi domestik. Musim ini, ia sudah susun lima gol dan tujuh assist, termasuk eksekusi penalti sempurna yang selamatkan timnya dari kekalahan. Florasta bukan tipe gelandang statis; ia suka maju ke kotak penalti, di mana tendangannya akurat dari jarak jauh—seperti gol spektakulernya melawan tim nasional U-16 Thailand di friendly match.
Peran kuncinya di skuad Nova adalah mengatur tempo dan ciptakan peluang dari bola mati. Dengan visi 360 derajat, ia bisa kirim umpan terobosan ke Gholy atau Fadly di depan. Di Piala Asia U-17, Florasta jadi motor gelandang dengan 85 persen akurasi passing, bantu Indonesia lolos ke perempat final. Melawan Zambia, yang lemah di set-piece, keahlian penalti Florasta bisa jadi penentu—ia sudah konversi 90 persen tendangan dari titik putih. Tantangannya adalah tekanan fisik dari gelandang lawan yang agresif, tapi stamina-nya yang prima—lari 11 kilometer per laga—bikin ia tahan banting. Florasta adalah jembatan antara pertahanan dan serangan, dan tanpa ia, pola permainan Indonesia bakal mandek.
Fadly Alberto Hengga: Penyerang Tajam yang Haus Gol
Melengkapi trio depan, Fadly Alberto Hengga siap jadi ujung tombak Timnas U-17. Penyerang berusia 16 tahun dari Bhayangkara FC ini punya insting gol alami, dengan delapan gol dari 12 laga musim ini—termasuk hat-trick melawan tim papan bawah. Tinggi badan 178 cm dan lompatan kuat bikin ia unggul di duel udara, menang 70 persen header di level U-17. Fadly bukan striker egois; ia suka buka ruang untuk winger seperti Gholy, dengan satu-dua passing yang mulus.
Di kualifikasi, Fadly cetak empat gol, termasuk brace krusial lawan Vietnam yang amankan tiket Piala Dunia. Nova Arianto puji ketajamannya sebagai tandem serang, di mana ia bisa main sebagai false nine atau target man. Melawan Zambia, yang pertahanannya rentan dari umpan silang, Fadly punya kans besar cetak gol awal turnamen. Ia sudah latih finishing di bawah tekanan selama pemusatan latihan di Qatar, tunjukkan mental baja meski usianya muda. Kelemahannya mungkin pengalaman minim di panggung besar, tapi dukungan rekan setim seperti Florasta bakal bantu ia berkembang. Fadly adalah ancaman konstan di kotak penalti, dan satu gol darinya bisa ubah nasib pertandingan.
Kesimpulan
Tiga pemain ini—Zahaby Gholy, Evandra Florasta, dan Fadly Alberto Hengga—jadi pondasi utama Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia 2025. Dengan Gholy yang lincah di sayap, Florasta yang cerdas di tengah, dan Fadly yang mematikan di depan, Garuda Muda punya paket lengkap untuk hadapi Zambia dan lawan berikutnya. Nova Arianto sudah tekankan pentingnya menikmati momen, tapi jelas ketiganya siap beri lebih dari itu: gol, kreativitas, dan semangat juang. Turnamen ini bukan akhir, tapi awal era baru sepak bola muda Indonesia. Jika mereka klik, mimpi lolos 16 besar bukan lagi khayalan. Penggemar tinggal dukung penuh, karena generasi ini siap bikin bangga. Semoga Qatar jadi saksi kebangkitan Garuda Muda.
